Selasa, 16 Desember 2014

Forgive not Forget - Ngatmombilung

Aku adalah representasi dari apa yang kamu sebut ego.
Aku adalah akumulasi dari benih-benih emosi  yang kian tertanam.
Mengenal akan selalu terlihat sedikit lebih gampang dibanding mencoba untuk melupakan.
Melupakan akan selalu terlihat  sulit karena  memang sudah terlalu banyak hal-hal yang dikenang.

Aku tidak pernah menyalahkan mu  untuk apa yang sudah terjadi pada kita.
Aku memang kecewa, aku marah, tapi aku tau ini semua akan menjadi sebuah cerita.
Cerita tanpa seseorang akan tau dimana semua ini bermuara.
Cerita dimana aku hanya bisa mengenang karena aku tak terlalu tangguh untuk bisa melupakan.

Kita memang hidup untuk masa depan, tapi kita tak kan pernah bisa lari dari apa yang disebut masa lalu.
Masa-masa dimana aku selalu terlihat tegar dengan visual senyum ku yang terlihat begitu nyata.
Masa-masa dimana engkau masih memujaku.
Atau masa-masa dimana kamu selalu benar dimataku.

Aku tidak pernah peduli dengan mereka yang menganggap ini salah, karena aku yakin selalu ada alasan untuk mengubah ini menjadi benar.
Alasan untuk tetap tersenyum ketika aku selalu terlihat bodoh di mata mereka.
Alasan ketika mereka selalu menyalahkan ku untuk apa yg sudah kita alami.
Alasan untuk aku mencoba tetap bertahan menghadapi pedihnya kisah kita.
Atau alasan untuk semua pembenaran dari fakta-fakta yg tersamarkan.

Tentunya kamu masih ingat, ketika pertama kali kita mengikat janji.
Atau kamu memang selalu terlupa dengan janji-janji yang pernah kamu ucap.

Kita dianugrahi ingatan untuk selalu mengingat, bukan untuk melupakan.
Kita mempunyai satu hati untuk mengasihi, bukan untuk saling menyakiti.
Tak peduli dengan apa yang sudah terjadi antara aku, kamu, atau mungkin dia.
Tak peduli dengan seberapa bodohnya aku ketika harus selalu tersenyum dan menyembunyikan luka.

Aku hanyalah manusia biasa yang masih ingin merasakan cinta.
Aku hanyalah manusia biasa, aku bersedih, tertawa dan terkadang tersenyum hanya untuk menutupi duka.
Aku hanyalah manusia biasa, yang selalu terbayangi memori dari masa lalu ku.
Aku ingin beranjak, tapi bayangmu selalu menyeretku dan hadir dengan senyum yang melemahkanku.

Dan kini aku hanya bisa terdiam dengan apa yang sudah terjadi diantara kita.
Saat-saat yang bahkan untuk sekedar membayangkannya pun aku takut.
Saat-saat dimana kamu tidak lagi menghiburku dengan candamu.
Saat-saat dimana aku hanya bisa berbohong dan tersenyum kecil ketika melihatmu dengannya.
Saat-saat dimana mimpi-mimpiku berlahan mulai pergi dan menjauh dariku.
Kini aku hanya bisa tersenyum, ya.. hanya tersenyum.
Karna mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan.
AKU SELALU BISA MEMAAFKAN, TAPI TIDAK UNTUK MELUPAKAN!



song of The Ngatmombilung, truly deep. Menyesakkan  

Selasa, 02 Desember 2014

sebuah kisah

Sudah 3 tahun belakangan ini aku menjalani hubungan jarak jauh yang biasa disebut LDR.. Magelang, sebuah kota di Jawa Tengah dan Rengat, sebuah daerah di Kepulauan Riau.. Awalnya aku mengenalnya dari salah satu akun media sosialku.. Berawal dari saling sapa lalu menemukan titik nyaman ketika saling bertukar cerita.. Dia *sebut saja Bunga , bukan nama sebenarnya* seorang gadis cantik.. bukan termasuk gadis populer karena cantiknya, tapi jujur di mataku dia sangat menarik dengan lesung pipit setiap kali tersenyum.. Dan yg lebih istimewa lagi adalah sabarnya.. karena saat itu usia kami sama2 baru menginjak 15 tahun.. sudah jelas aku masih banyak tingkah dan lebih tepatnya labil dan plin plan dalam mengambil keputusan..
Jujur kami belum pernah saling bertemu setelah perkenalan lewat dunia maya.. Kami hanya berkomunikasi lewat pesan singkat dan telepon.. Itupun jika kami tidak sedang sibuk dengan urusan kami masing2.. Kadang dia sibuk dengan tugas kuliahnya, sampai dia kelelahan dan tak memberitahukan kabarnya, sedangkan aku berkutat dengan pekerjaanku dengan shift yg tak tentu, pekerjaan yang mungkin hanya di pandang sebelah mata..
Beberapa sahabat mempertanyakan tentang keseriusanku, aku hanya tersenyum dan berkata "kalian tau tunanetra?? mereka tak bisa melihat tapi tetap mencintai, kenapa?? karena mereka punya hati, mencintai sesungguhnya bukan dengan mata, tapi hati"
Begitulah yg selalu aku ucapkan setiap kali ada yg bertanya tentang rasaku untuk Bunga.. Aku memang tak pernah melihatnya, tapi hatiku nyaman ketika kami saling bertukar cerita, canda, meskipun dari kejauhan..
Aku berkomitmen kepadanya, aku tak peduli akan jarak, yg terpenting kami saling percaya, saling sayang.. Seperti halnya hubungan lain, terutama jarak jauh seperti yg kujalani, masalah datang bertubi-tubi.. Tentang minimnya komunikasi, tentang krisis kepercayaan, dan juga tentang semua egoku.. Berulang kali aku pernah mengecewakannya, mungkin membuatnya menangis, aku tak bisa melihat itu namun bisa merasakan sakit yg dia rasakan.. 
Aku yg selalu salah, dan dia yg terus memaafkan.. Aku akui, aku yg bodoh, aku yg tak tau berterima kasih.. 
Hingga akhirnya aku merasakan tamparan yg benar-benar keras.. Mungkin dia lelah dengan semua egoku.. Aku memohon maaf entah untuk yg keberapa kalinya.. Dia hanya menjawab "jika memang kau percaya akan rasa sayang ini, jarak bukanlah penghalang, biarkan doa yg melindungi kita dari godaan apapun, biarkan kata rindu yg selalu menjaga hatimu untukku, dan suatu saat, diwaktu yg tepat, kita akan di pertemukan, dimana kedua orang tua kita membicarakan tempat, tanggal dan lain-lain, dan hari itu akan menjadi hari terindah untuk kita"


#2112

thank's to a.k.a jorok , be nice ;)